FILOSOFI AIR
Ada tiga filosofi air yang amat mulia dan analog dengan perilaku manusia.
Pertama, air selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Tuhan menciptakan air agar manusia bisa mengambil pelajaran darinya. Sifat air yang selalu mengalir ke tempat rendah analog dengan sikap rendah hati pada manusia. Air selalu ingin berguna bagi makhluk hidup yang ada di bawahnya. Ibarat pemimpin, air adalah pemimpin yang melayani. Jika ia berada di posisi teratas, maka ia akan menjadi pelayan bagi orang-orang yang membutuhkan di bawahnya. Apalagi air identik dengan sumber kehidupan. Maka tidak salah jika sifat pertama ini dianalogikan dengan pemimpin yang melayani. Pemimpin yang melayani adalah sumber kesejahteraan bagi masyarakat yang ia pimpin.
Kedua, air selalu mengisi ruang-ruang yang kosong.
Manusia yang baik adalah manusia yang berusaha mengisi kekosongan hati dari manusia lainnya. Dengan meniru sifat air, kita seharusnya bisa menjadi penolong bagi manusia lainnya yang sedang bermasalah atau kekurangan. Tentu, jika sifat air yang kedua ini benar-benar kita teladani, kita selalu memiliki waktu untuk melengkapi kehidupan manusia lainnya. Artinya, kita menjadi manusia yang senang menolong dan suka berbagi. Karena sebenarnya, batin kita terisi setelah memenuhi kekurangan dari saudara kita.
Ketiga, air selalu mengalir ke muara.
Tak peduli seberapa jauh jaraknya dari muara, air pasti akan tiba di sana. Sebenarnya saya tidak setuju dengan orang yang menggunakan pepatah “hiduplah mengalir seperti air” untuk menguatkan gaya hidup yang tidak punya arah dan serampangan. Justru sebenarnya dengan kita meniru air yang mengalir, kita seharusnya punya visi kehidupan. Hal utama yang patut diteladani dari perjalanan air menuju muara adalah sikapnya yang konsisten. Bayangkan, ada berapa banyak hambatan yang dilalui oleh air gunung untuk mencapai muara? Mungkin ia akan singgah di sungai, tertahan karena batu, kemudian bisa saja masuk ke selokan. Tapi toh akhirnya ia tetap mengalir dan tiba di muaranya. Waktu tempuh air untuk sampai ke muara sangat bervariasi. Ada yang hanya beberapa hari, tapi ada juga yang beberapa minggu. Patut diingat, hal terpenting bukanlah waktu tempuh yang akan dilalui, tapi seberapa besar keyakinan untuk menuju muara atau visi atau impian yang akan kita gapai.
MOTIVASI KITA
Selasa, 24 Maret 2015
Fatamorgana
Fatamorgana
Fatamorgana merupakan sebuah fenomena di mana optik yang biasanya terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir atau padang es. Fatamorgana adalah pembiasan cahaya melalui kepadatan yang berbeda, sehingga bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi seolah ada.
Fenomena ini biasa dijumpai di tempat panas dan Gunung Brocken di Jerman.
Seringkali di gurun pasir, fatamorgana menyerupai danau atau air atau kota. Ini sebenarnya adalah pantulan daripada langit yang dipantulkan udara panas. Udara panas ini berfungsi sebagai cermin.
Kata 'Fatamorgana' diambil dari bahasa Italia yang juga merupakan nama dari saudari Raja Arthur, yaitu Faye le Morgana, seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa.
Dalam peristiwa fatamorgana terdapat suatu konsep Fisika yang kadang terlupakan yaitu konsep pembiasan.
Fatamorgana sering terjadi di gurun pasir, jalan-jalan beraspal, dan lautan.
Dalam kajian fisika, prinsip terjadinya fatamorgana berawal dari proses pembiasan yang terjadi pada dua medium melalui lapisan-lapisan udara yag memiiki perbedaan suhu.
Proses terjadinya fatamorgana berawal dari adanya perbedaan kerapatan antara udara dingin dan udara panas. Udara dingin memiliki kerapatan lebih pekat dan lebih berat dibandingkan udara panas. Dalam kenyataannya, lapisan udara yang panas yang ada di dekat tanah terperangkap oleh lapisan udara yang lebih dingin di atasnya. Cahaya dibiaskan ke arah garis horisontal pandangan dan akhirnya berjalan ke atas karena pengaruh internal total.
Pemantulan internal total (total internal reflection) adalah proses pemantulan seberkas cahaya pada permukaan batas antara satu medium dengan medium yang lain yang indeks biasnya lebih kecil, jika sudut datang ke medium kedua melebihi suatu sudut kritis tertentu.
Dengan demikian, cahaya berjalan di dalam medium yang memiliki indeks bias yang tinggi seperti air, kaca, dan plastik ke medium yang memiliki indeks bias lebih rendah seperti udara. Akibatnya gambar dengan sifat semu dan terbalik akan membentuk fatamorgana.
Pada siang hari, sinar Matahari sangat terik sehingga membuat jalan beraspal yang hitam menjadi sangat panas. Aspal yang panas itu akan meradiasikan panas sehingga udara di sekitar jalan menjadi sangat panas. Udara panas tersebut akan memantulkan bayangan langit biru dan awan-awan seperti halnya kolam berisi air. Inilah fatamorgana. Hal yang sama juga terjadi di gurun pasir.
Sekarang pertanyaannya, kenapa udara panas dapat membentuk bayangan langit?
Jawabannya, karena ada proses pembiasan (pembelokan cahaya). Akibat panas aspal atau gurun pasir, udara di atasnya berlapis-lapis. Tiap lapisan suhunya berbeda, makin dekat dengan aspal atau gurun pasir makin panas. Sinar yang berasal dari langit atau awan akan mengalami pembiasan berantai (sinarnya dibelokkan) oleh lapisan-lapisan itu, sampai akhirnya sinar ini berbalik ke atas (orang sering menyebutnya sebagai pemantulan total). Ketika sinar itu mengenai mata orang, maka orang akan melihatnya sebagai sesuatu yang kebiruan muncul dari aspal atau gurun pasir (seperti kolam air).
Fatamorgana merupakan sebuah fenomena di mana optik yang biasanya terjadi di tanah lapang yang luas seperti padang pasir atau padang es. Fatamorgana adalah pembiasan cahaya melalui kepadatan yang berbeda, sehingga bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi seolah ada.
Fenomena ini biasa dijumpai di tempat panas dan Gunung Brocken di Jerman.
Seringkali di gurun pasir, fatamorgana menyerupai danau atau air atau kota. Ini sebenarnya adalah pantulan daripada langit yang dipantulkan udara panas. Udara panas ini berfungsi sebagai cermin.
Kata 'Fatamorgana' diambil dari bahasa Italia yang juga merupakan nama dari saudari Raja Arthur, yaitu Faye le Morgana, seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa.
Dalam peristiwa fatamorgana terdapat suatu konsep Fisika yang kadang terlupakan yaitu konsep pembiasan.
Fatamorgana sering terjadi di gurun pasir, jalan-jalan beraspal, dan lautan.
Dalam kajian fisika, prinsip terjadinya fatamorgana berawal dari proses pembiasan yang terjadi pada dua medium melalui lapisan-lapisan udara yag memiiki perbedaan suhu.
Proses terjadinya fatamorgana berawal dari adanya perbedaan kerapatan antara udara dingin dan udara panas. Udara dingin memiliki kerapatan lebih pekat dan lebih berat dibandingkan udara panas. Dalam kenyataannya, lapisan udara yang panas yang ada di dekat tanah terperangkap oleh lapisan udara yang lebih dingin di atasnya. Cahaya dibiaskan ke arah garis horisontal pandangan dan akhirnya berjalan ke atas karena pengaruh internal total.
Pemantulan internal total (total internal reflection) adalah proses pemantulan seberkas cahaya pada permukaan batas antara satu medium dengan medium yang lain yang indeks biasnya lebih kecil, jika sudut datang ke medium kedua melebihi suatu sudut kritis tertentu.
Dengan demikian, cahaya berjalan di dalam medium yang memiliki indeks bias yang tinggi seperti air, kaca, dan plastik ke medium yang memiliki indeks bias lebih rendah seperti udara. Akibatnya gambar dengan sifat semu dan terbalik akan membentuk fatamorgana.
Pada siang hari, sinar Matahari sangat terik sehingga membuat jalan beraspal yang hitam menjadi sangat panas. Aspal yang panas itu akan meradiasikan panas sehingga udara di sekitar jalan menjadi sangat panas. Udara panas tersebut akan memantulkan bayangan langit biru dan awan-awan seperti halnya kolam berisi air. Inilah fatamorgana. Hal yang sama juga terjadi di gurun pasir.
Sekarang pertanyaannya, kenapa udara panas dapat membentuk bayangan langit?
Jawabannya, karena ada proses pembiasan (pembelokan cahaya). Akibat panas aspal atau gurun pasir, udara di atasnya berlapis-lapis. Tiap lapisan suhunya berbeda, makin dekat dengan aspal atau gurun pasir makin panas. Sinar yang berasal dari langit atau awan akan mengalami pembiasan berantai (sinarnya dibelokkan) oleh lapisan-lapisan itu, sampai akhirnya sinar ini berbalik ke atas (orang sering menyebutnya sebagai pemantulan total). Ketika sinar itu mengenai mata orang, maka orang akan melihatnya sebagai sesuatu yang kebiruan muncul dari aspal atau gurun pasir (seperti kolam air).
MAGMA
Magma adalah apa yang kita sebut batuan cair di bawah permukaan bumi. Apakah itu tanah, bagaimana kita tahu tanah terbuat dari apa? Atau dari mana asalnya? Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan, dan beberapa yang lainnya, akan ditemukan dalam artikel ini.
Apa Arti Sebuah Nama?
Magma didefinisikan sebagai batuan cair di bawah permukaan bumi. Ini adalah Kata dari bahasa Yunani yang berarti salep tebal. Mengapa seorang ahli geologi pada tahun 1859 (penggunaan geologis pertama yang dikenal dari kata tersebut) memutuskan bahwa magma dan salep adalah serupa, tidak diketahui. Ini akan menjadi salah satu salep yang panas. Berikut teka-teki lain: Setelah magma muncul di permukaan bumi, kita menyebutnya lava. Kenapa? Anda harus membaca untuk mencari tahu!
Terbuat dari apa Magma?
Magma terutama cairan sangat panas (yang disebut lelehan) terbentuk dari peleburan batuan di litosfer bumi atau astenosfer. Magma terdiri dari unsur-unsur yang terdiri atas mineral dalam batuan sumber.
Tapi kebanyakan magma juga memiliki hal-hal lain yang masuk tercampur. Sebagai contoh, biasanya mengandung potongan-potongan mineral yang baik belum meleleh, atau telah dipadatkan (atau mengkristal) dari keadaan cair bersama magma yang mendingin.
magma
Magma disebut lava jika meletus ke permukaan.
Ada juga banyak gas berbeda yang terlarut dalam magma. Uap air, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida yang umumnya. Bahkan bisa juga dalam bentuk gas asam klorida atau sulfat. Kadang-kadang gelembung gas akan terbentuk di lelehan.
Bagaimana batu dilelehkan?
Seperti yang Anda duga, itu harus cukup panas untuk mencairkan batu. Suhu magma biasanya jatuh dalam suatu di kisaran 700-1300 derajat Celcius (sekitar 1200-2400 derajat Fahrenheit). Seberapa panaskah itu? Nah, cukup panas untuk benar-benar menguapkan pizza (yang sekitar 425 derajat Fahrenheit) menjadi atom, tetapi tidak cukup panas untuk melelehkan rak oven stainless steel (sekitar 2750 derajat). Dengan asumsi, tentu saja, oven Anda bisa mendapatkan panas untuk memulai memasak.
Komposisi batu (apakah pembuat mineral itu?) menentukan titik leleh. Berbagai mineral meleleh pada temperatur yang berbeda, jadi ketika batu mulai mencair titik leleh mineral terendah mencair terlebih dahulu. Itu penting, karena menghasilkan magma dengan susunan kimiawi secara keseluruhan berbeda dari batu asli. Ini adalah salah satu alasan mengapa komposisi magma bervariasi begitu banyak.
Dimana di bumi itu cukup panas untuk melelehkan batuan? Anda bisa menebak dalam gunung berapi. Tapi magma atau lava gunung berapi tidak meleleh di sana. Ini berasal dari bumi jauh lebih dalam.
Anda mungkin berpikir bahwa batuan akan perlu jauh di bawah permukaan untuk menjadi cukup panas untuk melelehkan. Namun dalam kenyataannya, suhu meningkat dengan kedalaman rata-rata 25 derajat Celcius setiap kilometer (yang disebut gradien panas bumi). Jadi untuk sampai ke 1000 derajat Anda hanya harus turun sekitar 40 kilometer!
Tentu saja, ada faktor lain yang bekerja selain suhu. Misalnya, jika terdapat air, batu akan mencair pada suhu yang lebih rendah (kedalaman dangkal) daripada seharusnya mereka. Di sisi lain, batu-batu yang lebih dalam di bumi, yang lebih panas itu harus menjadi mencair itu karena tekanan yang lebih besar membuat mereka dalam keadaan padat lagi.
Rata-rata, pencairan terjadi pada kedalaman di bawah sekitar 50 kilometer, tetapi di atas beberapa ratus kilometer. Itu dekat dasar litosfer atau di atas astenosfer.
Tiga hal Penting Lingkungan untuk peleburan
Meskipun batu bisa meleleh di mana saja, ada tiga lingkungan di mana peleburan biasa terjadi karena mekanisme yang membantu untuk meningkatkan suhu dari bebatuan.
Pegunungan pertengan laut
Peleburan terjadi di bawah pegunungan pertengahan laut, di mana lempeng tektonik yang meluncur menjauh dari satu sama lain. Di suatu tempat, batuan mantel panas meningkat dalam arus yang bergerak lambat.
Peleburan terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal (kurang dari 50 kilometer) karena dua alasan. Pertama, semakin rendah batuan litosfer meleleh karena mereka dipanaskan oleh batuan yang lebih panas di bawah ini. Kedua, batuan mantel naik meleleh karena tekanan pada mereka menurun karena mereka bergerak ke atas.
Lapisan Hot Spot
Peleburan terjadi di tempat di mana batuan mantel panas memanaskan dasar litosfer. Tempat-tempat ini disebut bulu mantel atau hot spot. Litosfer tidak retak, seperti halnya di pegunungan di tengah laut, tapi bergerak di atas hot spot stasioner. Salah satu contoh yang terkenal adalah di mana lempeng Pasifik meluncur diatas hot spot dan menghasilkan gunung berapi membentuk Kepulauan Hawaii.
Zona Lempeng subduksi
Batuan juga meleleh di zona subduksi lempeng, di mana dasar laut litosfer ditarik ke bawah ke dalam mantel. Peleburan biasanya dimulai pada kedalaman kurang dari 100 kilometer. Suhu leleh menjadi lebih rendah dalam lingkungan ini karena semua air yang terperangkap dalam batuan dasar laut dan dalam sedimen tanah liat yang dibawa turun bersama lempeng.
Apa yang Terjadi pada Magma?
Karena magma merupakan cairan panas, ia memiliki daya apung alami, yang menyebabkan untuk bermigrasi ke atas (semacam seperti balon udara panas yang naik). Hal ini juga dapat bergerak sebagai respon terhadap perbedaan tekanan, seperti cairan lain. Setelah batu mencair, magma mulai bergerak.
Ketika magma berpindah menjauh dari zona peleburan, perlahan-lahan mendingin. Seperti halnya, lebih dan lebih padat butiran mineral mengkristal sampai akhirnya semua lelehan hilang. Terkadang magma akan mendapatkan cukup dekat ke permukaan untuk memberi letusan gunung berapi. Tapi sebagian besar waktu itu mendingin dan mengkristal di bawah tanah, membentuk batuan beku intrusif.
Massa besar dari mereka batuan beku disebut pluton. Ketika pluton yang terangkat selama tabrakan lempeng tektonik, kemudian terkikis oleh angin dan air dan es, mereka terungkap kepada kita dalam topografi kasar dari pegunungan dunia. Jadi bahkan jika Anda tidak pernah melihat magma, Anda dapat dengan mudah melihat akan membentuk batu.
Jadi kenapa magma dan lava memiliki nama yang berbeda? Mungkin karena lava diberi nama pertama, sekitar tahun 1750, sebelum orang menyadari bahwa itu berasal jauh di bawah tanah. Lokasi adalah segalanya, seperti yang mereka katakan.
Pelajaran Ringkasan
Magma adalah batuan cair ditemukan di bawah permukaan bumi. Suhu di mana batu mencair dipengaruhi oleh komposisi, tekanan dan air. Peleburan batuan biasanya terjadi pada litosfer bawah atau astenosfer atas. batu meleleh di zona subduksi lempeng, di bawah pegunungan di tengah laut dan di atas mantel hot spot. Setelah terbentuk, magma berpindah ke atas karena daya apung, dan akhirnya baik menghasilkan gunung berapi atau mendingin dan mengkristal menjadi massa batuan beku yang disebut pluton.
Apa Arti Sebuah Nama?
Magma didefinisikan sebagai batuan cair di bawah permukaan bumi. Ini adalah Kata dari bahasa Yunani yang berarti salep tebal. Mengapa seorang ahli geologi pada tahun 1859 (penggunaan geologis pertama yang dikenal dari kata tersebut) memutuskan bahwa magma dan salep adalah serupa, tidak diketahui. Ini akan menjadi salah satu salep yang panas. Berikut teka-teki lain: Setelah magma muncul di permukaan bumi, kita menyebutnya lava. Kenapa? Anda harus membaca untuk mencari tahu!
Terbuat dari apa Magma?
Magma terutama cairan sangat panas (yang disebut lelehan) terbentuk dari peleburan batuan di litosfer bumi atau astenosfer. Magma terdiri dari unsur-unsur yang terdiri atas mineral dalam batuan sumber.
Tapi kebanyakan magma juga memiliki hal-hal lain yang masuk tercampur. Sebagai contoh, biasanya mengandung potongan-potongan mineral yang baik belum meleleh, atau telah dipadatkan (atau mengkristal) dari keadaan cair bersama magma yang mendingin.
magma
Magma disebut lava jika meletus ke permukaan.
Ada juga banyak gas berbeda yang terlarut dalam magma. Uap air, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida yang umumnya. Bahkan bisa juga dalam bentuk gas asam klorida atau sulfat. Kadang-kadang gelembung gas akan terbentuk di lelehan.
Bagaimana batu dilelehkan?
Seperti yang Anda duga, itu harus cukup panas untuk mencairkan batu. Suhu magma biasanya jatuh dalam suatu di kisaran 700-1300 derajat Celcius (sekitar 1200-2400 derajat Fahrenheit). Seberapa panaskah itu? Nah, cukup panas untuk benar-benar menguapkan pizza (yang sekitar 425 derajat Fahrenheit) menjadi atom, tetapi tidak cukup panas untuk melelehkan rak oven stainless steel (sekitar 2750 derajat). Dengan asumsi, tentu saja, oven Anda bisa mendapatkan panas untuk memulai memasak.
Komposisi batu (apakah pembuat mineral itu?) menentukan titik leleh. Berbagai mineral meleleh pada temperatur yang berbeda, jadi ketika batu mulai mencair titik leleh mineral terendah mencair terlebih dahulu. Itu penting, karena menghasilkan magma dengan susunan kimiawi secara keseluruhan berbeda dari batu asli. Ini adalah salah satu alasan mengapa komposisi magma bervariasi begitu banyak.
Dimana di bumi itu cukup panas untuk melelehkan batuan? Anda bisa menebak dalam gunung berapi. Tapi magma atau lava gunung berapi tidak meleleh di sana. Ini berasal dari bumi jauh lebih dalam.
Anda mungkin berpikir bahwa batuan akan perlu jauh di bawah permukaan untuk menjadi cukup panas untuk melelehkan. Namun dalam kenyataannya, suhu meningkat dengan kedalaman rata-rata 25 derajat Celcius setiap kilometer (yang disebut gradien panas bumi). Jadi untuk sampai ke 1000 derajat Anda hanya harus turun sekitar 40 kilometer!
Tentu saja, ada faktor lain yang bekerja selain suhu. Misalnya, jika terdapat air, batu akan mencair pada suhu yang lebih rendah (kedalaman dangkal) daripada seharusnya mereka. Di sisi lain, batu-batu yang lebih dalam di bumi, yang lebih panas itu harus menjadi mencair itu karena tekanan yang lebih besar membuat mereka dalam keadaan padat lagi.
Rata-rata, pencairan terjadi pada kedalaman di bawah sekitar 50 kilometer, tetapi di atas beberapa ratus kilometer. Itu dekat dasar litosfer atau di atas astenosfer.
Tiga hal Penting Lingkungan untuk peleburan
Meskipun batu bisa meleleh di mana saja, ada tiga lingkungan di mana peleburan biasa terjadi karena mekanisme yang membantu untuk meningkatkan suhu dari bebatuan.
Pegunungan pertengan laut
Peleburan terjadi di bawah pegunungan pertengahan laut, di mana lempeng tektonik yang meluncur menjauh dari satu sama lain. Di suatu tempat, batuan mantel panas meningkat dalam arus yang bergerak lambat.
Peleburan terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal (kurang dari 50 kilometer) karena dua alasan. Pertama, semakin rendah batuan litosfer meleleh karena mereka dipanaskan oleh batuan yang lebih panas di bawah ini. Kedua, batuan mantel naik meleleh karena tekanan pada mereka menurun karena mereka bergerak ke atas.
Lapisan Hot Spot
Peleburan terjadi di tempat di mana batuan mantel panas memanaskan dasar litosfer. Tempat-tempat ini disebut bulu mantel atau hot spot. Litosfer tidak retak, seperti halnya di pegunungan di tengah laut, tapi bergerak di atas hot spot stasioner. Salah satu contoh yang terkenal adalah di mana lempeng Pasifik meluncur diatas hot spot dan menghasilkan gunung berapi membentuk Kepulauan Hawaii.
Zona Lempeng subduksi
Batuan juga meleleh di zona subduksi lempeng, di mana dasar laut litosfer ditarik ke bawah ke dalam mantel. Peleburan biasanya dimulai pada kedalaman kurang dari 100 kilometer. Suhu leleh menjadi lebih rendah dalam lingkungan ini karena semua air yang terperangkap dalam batuan dasar laut dan dalam sedimen tanah liat yang dibawa turun bersama lempeng.
Apa yang Terjadi pada Magma?
Karena magma merupakan cairan panas, ia memiliki daya apung alami, yang menyebabkan untuk bermigrasi ke atas (semacam seperti balon udara panas yang naik). Hal ini juga dapat bergerak sebagai respon terhadap perbedaan tekanan, seperti cairan lain. Setelah batu mencair, magma mulai bergerak.
Ketika magma berpindah menjauh dari zona peleburan, perlahan-lahan mendingin. Seperti halnya, lebih dan lebih padat butiran mineral mengkristal sampai akhirnya semua lelehan hilang. Terkadang magma akan mendapatkan cukup dekat ke permukaan untuk memberi letusan gunung berapi. Tapi sebagian besar waktu itu mendingin dan mengkristal di bawah tanah, membentuk batuan beku intrusif.
Massa besar dari mereka batuan beku disebut pluton. Ketika pluton yang terangkat selama tabrakan lempeng tektonik, kemudian terkikis oleh angin dan air dan es, mereka terungkap kepada kita dalam topografi kasar dari pegunungan dunia. Jadi bahkan jika Anda tidak pernah melihat magma, Anda dapat dengan mudah melihat akan membentuk batu.
Jadi kenapa magma dan lava memiliki nama yang berbeda? Mungkin karena lava diberi nama pertama, sekitar tahun 1750, sebelum orang menyadari bahwa itu berasal jauh di bawah tanah. Lokasi adalah segalanya, seperti yang mereka katakan.
Pelajaran Ringkasan
Magma adalah batuan cair ditemukan di bawah permukaan bumi. Suhu di mana batu mencair dipengaruhi oleh komposisi, tekanan dan air. Peleburan batuan biasanya terjadi pada litosfer bawah atau astenosfer atas. batu meleleh di zona subduksi lempeng, di bawah pegunungan di tengah laut dan di atas mantel hot spot. Setelah terbentuk, magma berpindah ke atas karena daya apung, dan akhirnya baik menghasilkan gunung berapi atau mendingin dan mengkristal menjadi massa batuan beku yang disebut pluton.
Sejarah Batik
Sejarah Batik
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tingi, tengger, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit
Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret (terletak di Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung). Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Diluar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tingi dan sebagainya.
Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh, karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya. Sesudah krisis kegiatan pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan.
Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun perkembangan batik mulai menyebar sejak pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakata, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipengaruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.
Didalam berkecamuknya clash antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan-pasukan pangeran Diponegoro maka sebagian dari pasukan-pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri kearah timur dan sampai sekarang bernama Majan. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan ini desa Majan berstatus desa Merdikan (Daerah Istimewa), dan kepala desanya seorang kiyai yang statusnya Uirun-temurun.Pembuatan batik Majan ini merupakan naluri (peninggalan) dari seni membuat batik zaman perang Diponegoro itu.
Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Sebagai batik setra sejak dahulu kala terkenal juga didaerah desa Sembung, yang para pengusaha batik kebanyakan berasal dari Sala yang datang di Tulungagung pada akhir abad ke-XIX. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tingi, tengger, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jaman Majapahit
Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.
Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret (terletak di Kecamatan Kauman Kabupaten Tulungagung). Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.
Daerah pembatikan sekarang di Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Diluar daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX ada beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat-obat batik dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tingi dan sebagainya.
Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual. Waktu krisis ekonomi, pengusaha batik Mojoketo ikut lumpuh, karena pengusaha-pengusaha kebanyakan kecil usahanya. Sesudah krisis kegiatan pembatikan timbul kembali sampai Jepang masuk ke Indonesia, dan waktu pendudukan Jepang kegiatan pembatikan lumpuh lagi. Kegiatan pembatikan muncul lagi sesudah revolusi dimana Mojokerto sudah menjadi daerah pendudukan.
Meskipun pembatikan dikenal sejak jaman Majapahait namun perkembangan batik mulai menyebar sejak pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakata, pada jaman kerajaan di daerah ini. Hal itu tampak bahwa perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipengaruhi corak batik Solo dan Yogyakarta.
Didalam berkecamuknya clash antara tentara kolonial Belanda dengan pasukan-pasukan pangeran Diponegoro maka sebagian dari pasukan-pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri kearah timur dan sampai sekarang bernama Majan. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan ini desa Majan berstatus desa Merdikan (Daerah Istimewa), dan kepala desanya seorang kiyai yang statusnya Uirun-temurun.Pembuatan batik Majan ini merupakan naluri (peninggalan) dari seni membuat batik zaman perang Diponegoro itu.
Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Sebagai batik setra sejak dahulu kala terkenal juga didaerah desa Sembung, yang para pengusaha batik kebanyakan berasal dari Sala yang datang di Tulungagung pada akhir abad ke-XIX. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.
Kenapa Ruang Angkasa Berwarna Hitam?
Kenapa Ruang Angkasa Berwarna Hitam?
Di Bumi, langit terang pada siang hari karena molekul-molekul udara memantulkan sinar matahari seperti milyaran cermin mungil. Namun di Bulan, tidak ada atmosfir, jadi langit gelap dan bintang-bintang tampak, bahkan pada siang hari. Begitu juga di ruang angkasa itu sendiri yang sangat kosong, dengan terlalu sedikit molekul untuk memantulkan kembali cahaya pada kita. Jadi bahkan dekat Matahari yang menyala, ruang angkasa akan tetap hitam.
Meski demikian, kehitaman ruang angkasa melibatkan teka-teki yang rumit, yang telah diperdebatkan oleh para ilmuan selama beratus-ratus tahun. Mengapa tidak semua bintang di alam semesta kita bersama-sama menghasilkan cahaya yang menyilaukan? Mengapa langit tetap gelap pada malam hari?
Thomas Diggers, seorang astronom memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini pada tahun 1500-an. Diggers percaya bahwa alam semesta ini tidak terbatas, bahwa ruang angkasa tak berujung itu, dan terdapat jumlah bintang yang tak terbatas.
Jika ruang angkasa dipenuhi dengan begitu banyak bintang, pikirnya, seharusnya ada bintang ke mana pun kita menoleh. Dipenuhi dengan matahari-matahari yang jauh, langit malam seharusnya membutakan kita dengan cahaya yang menyilaukan. Tetapi kenyataannya tidak, dan Diggers tidak pernah memecahkan teka-teki itu.
Wilhelm Olbers, seorang astronom abad 19, juga memikirkan masalah itu selama bertahun-tahun, dan pertanyaan mengapa langit malam gelap kemudian dikenal sebagai Paradoks Olbers.
Olbers mengusulkan beberapa pemecahan, tetapi memutuskan bahwa jawabannya adalah debu. Mungkin kita tidak dapat melihat cahaya dari bintang-bintang yang sangat jauh, katanya, karena debu, di angkasa menyerapnya. Itu akan berarti bahwa jumlah bintang tidak terbatas ada, hanya saja tertutup oleh debu.
Tetapi setelah kematian Olbers, para ilmuan menghitung bahwa sinar-sinar bintang dari semua matahari itu seharusnya cukup untuk memanaskan setiap debu, sehingga juga berpijar. Jadi langit malam seharusnya diterangi oleh debu bersinar. Dan persoalan kembali ke awal, Paradoks.
Jadi para ilmuan mencoba teori-teori lain. Cahaya yang jauh lebih redup dari pada cahaya yang dekat, kata mereka. Jadi, bintang-bintang yang sangat jauh memang tidak bisa terlihat. Namun , jika jumlah bintang tidak terbatas, cahaya akan dijumlahkan, dan langit tetap saja seharusnya terang.
Namun yang jelas, kegelapanlah yang menguasai malam. Ada yang salah dengan teori-teori itu. Tetapi apa? Diggers, Olbers dan lainnyamemperkirakan ada jumlah bintang yang tidak terbatas di jagad raya yang besarnya juga tidak terbatas. Mereka salah.
Astronom Edward Harisson dari universitas Massachusets di Amherst, AS, Menulis buku berjudul Kegelapan di Malam Hari : Teka-teki Alam Semesta. Ia berkata bahwa memang tidak cukup banyak bintang untuk menutupi angkasa dengan cahaya. Langit malam tampak tidak terang, karena bintang-bintang dan alam semesta tidak membentang tanpa akhir.
Dengan teleskop paling juat, kini kita hampeir bisa melihat di mana bintang-bintang “berakhir.” Cahaya dapat membutuhkan waktu jutaan tahun untuk menempuh perjalanan ke tempat kita dari bintang-bintang yang jauh. Jadi, ketika kita melihat angkasa, kita melihat ke waktu lampau. Teleskop terbaik memungkinkan kita melihat cahaya yang memulai perjalanannya ke arah kita sekitar 10 milyar tahun yang lalu.
Alam semesta baru berumur 15 milyar tahun. Semakin baik teleskop kita nantinya, semakin jauh ke masa lalu kita dapat melihat. Edgar Allen Poe, yang menulis puisi-puisi dan kisah-kisah yang mendirikan bulu roma seperti The Raven (Burung Gagak) dan The Telltale Heart (Hati Yang Membuka Rahasia), terusik oleh ide-ide itu. Tahun 1848, Poe menerbitkan Eureka (sebuah puisi Prosa) : A prose Poem. Di kegelapan angkasa, tulisnya, kita melihat kehampaan yang ada sebelum kelahiran bintang-bintang.
Menurut Harrison, puisi Poe pada dasarnya benar. “Melalui ruang-ruang kosong di antara bintang-bintang,” tulisnya, “kita melihat kembali ke awal mula alam semesta.
Di Bumi, langit terang pada siang hari karena molekul-molekul udara memantulkan sinar matahari seperti milyaran cermin mungil. Namun di Bulan, tidak ada atmosfir, jadi langit gelap dan bintang-bintang tampak, bahkan pada siang hari. Begitu juga di ruang angkasa itu sendiri yang sangat kosong, dengan terlalu sedikit molekul untuk memantulkan kembali cahaya pada kita. Jadi bahkan dekat Matahari yang menyala, ruang angkasa akan tetap hitam.
Meski demikian, kehitaman ruang angkasa melibatkan teka-teki yang rumit, yang telah diperdebatkan oleh para ilmuan selama beratus-ratus tahun. Mengapa tidak semua bintang di alam semesta kita bersama-sama menghasilkan cahaya yang menyilaukan? Mengapa langit tetap gelap pada malam hari?
Thomas Diggers, seorang astronom memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini pada tahun 1500-an. Diggers percaya bahwa alam semesta ini tidak terbatas, bahwa ruang angkasa tak berujung itu, dan terdapat jumlah bintang yang tak terbatas.
Jika ruang angkasa dipenuhi dengan begitu banyak bintang, pikirnya, seharusnya ada bintang ke mana pun kita menoleh. Dipenuhi dengan matahari-matahari yang jauh, langit malam seharusnya membutakan kita dengan cahaya yang menyilaukan. Tetapi kenyataannya tidak, dan Diggers tidak pernah memecahkan teka-teki itu.
Wilhelm Olbers, seorang astronom abad 19, juga memikirkan masalah itu selama bertahun-tahun, dan pertanyaan mengapa langit malam gelap kemudian dikenal sebagai Paradoks Olbers.
Olbers mengusulkan beberapa pemecahan, tetapi memutuskan bahwa jawabannya adalah debu. Mungkin kita tidak dapat melihat cahaya dari bintang-bintang yang sangat jauh, katanya, karena debu, di angkasa menyerapnya. Itu akan berarti bahwa jumlah bintang tidak terbatas ada, hanya saja tertutup oleh debu.
Tetapi setelah kematian Olbers, para ilmuan menghitung bahwa sinar-sinar bintang dari semua matahari itu seharusnya cukup untuk memanaskan setiap debu, sehingga juga berpijar. Jadi langit malam seharusnya diterangi oleh debu bersinar. Dan persoalan kembali ke awal, Paradoks.
Jadi para ilmuan mencoba teori-teori lain. Cahaya yang jauh lebih redup dari pada cahaya yang dekat, kata mereka. Jadi, bintang-bintang yang sangat jauh memang tidak bisa terlihat. Namun , jika jumlah bintang tidak terbatas, cahaya akan dijumlahkan, dan langit tetap saja seharusnya terang.
Namun yang jelas, kegelapanlah yang menguasai malam. Ada yang salah dengan teori-teori itu. Tetapi apa? Diggers, Olbers dan lainnyamemperkirakan ada jumlah bintang yang tidak terbatas di jagad raya yang besarnya juga tidak terbatas. Mereka salah.
Astronom Edward Harisson dari universitas Massachusets di Amherst, AS, Menulis buku berjudul Kegelapan di Malam Hari : Teka-teki Alam Semesta. Ia berkata bahwa memang tidak cukup banyak bintang untuk menutupi angkasa dengan cahaya. Langit malam tampak tidak terang, karena bintang-bintang dan alam semesta tidak membentang tanpa akhir.
Dengan teleskop paling juat, kini kita hampeir bisa melihat di mana bintang-bintang “berakhir.” Cahaya dapat membutuhkan waktu jutaan tahun untuk menempuh perjalanan ke tempat kita dari bintang-bintang yang jauh. Jadi, ketika kita melihat angkasa, kita melihat ke waktu lampau. Teleskop terbaik memungkinkan kita melihat cahaya yang memulai perjalanannya ke arah kita sekitar 10 milyar tahun yang lalu.
Alam semesta baru berumur 15 milyar tahun. Semakin baik teleskop kita nantinya, semakin jauh ke masa lalu kita dapat melihat. Edgar Allen Poe, yang menulis puisi-puisi dan kisah-kisah yang mendirikan bulu roma seperti The Raven (Burung Gagak) dan The Telltale Heart (Hati Yang Membuka Rahasia), terusik oleh ide-ide itu. Tahun 1848, Poe menerbitkan Eureka (sebuah puisi Prosa) : A prose Poem. Di kegelapan angkasa, tulisnya, kita melihat kehampaan yang ada sebelum kelahiran bintang-bintang.
Menurut Harrison, puisi Poe pada dasarnya benar. “Melalui ruang-ruang kosong di antara bintang-bintang,” tulisnya, “kita melihat kembali ke awal mula alam semesta.
Mengapa Matahari Terbenam Berwarna Merah?
Mengapa Matahari Terbenam Berwarna Merah?
Cahaya yang kita lihat tampak putih, tetapi jika Kita melihat melalui prisma Kita akan melihat cahaya yang sebenarnya dibagi menjadi beberapa warna. Ini adalah warna cahaya ‘spektrum’ dan yang sama yang kita lihat pada pelangi. Kita melihat semua warna, dengan pengecualian ‘indigo’ dengan mata kita.Hal ini penting, karena segala sesuatu yang kita lihat tampaknya memiliki warna, termasuk matahari terbenam.
Setiap warna yang dapat kita lihat memiliki ‘panjang gelombang’. Panjang gelombang yang lebih panjang ditemukan dalam warna seperti merah, hijau, kuning dan oranye dan panjang gelombang yang lebih pendek adalah warna biru. Warna panjang gelombang terpanjang merah.
Matahari terbenam
Ketika cahaya mengalir melalui ruang dari matahari itu akan dalam satu garis lurus dan memiliki semua warna spektrum. Setiap warna melakukan perjalanan pada panjang gelombang sendiri. Beberapa lambat dan ada yang cepat. Pada saat cahaya mencapai atmosfer bumi mungkin menghadapi molekul air, debu dan es.
Karena gelombang cahaya tampak sangat kecil (lebih kecil dari sepersejuta meter) gelombang cahaya akan berinteraksi dengan molekul gas bahkan kecil yang berada di udara. Mereka mulai terpental dari partikel. Proses ini disebut memantul ‘hamburan’ dan di mana mereka pergi tergantung pada seberapa besar partikel adalah bahwa mereka memukul bila dibandingkan dengan ukuran panjang gelombang.
Partikel kecil (dibandingkan dengan panjang gelombang) akan menyebarkan cahaya biru jauh lebih kuat dari lampu merah. Karena atmosfer bumi sebagian besar terdiri dari oksigen dan nitrogen, warna biru akan menyerakkan sinar matahari lebih dari arah merah. Hal ini menciptakan ‘langit biru’ yang kita lihat. Gelombang cahaya berwarna merah memiliki paling sedikit hamburan karena interaksi dengan molekul gas. Jadi, ketika Kita berada di luar saat matahari terbit atau terbenam matahari sebenarnya bepergian jalur yang lebih panjang, melalui atmosfer dan akhirnya mata Kita di mana Kita dapat melihatnya. Cahaya biru telah hampir sepenuhnya dihapus, tapi itu masih menyisakan lampu merah dan kuning.
Mengapa ketika Kita melihat matahari terbenam, Kita dapat melihat warna indah merah, oranye dan kuning. Jika ada awan, mereka akan mencerminkan warna-warna ini, menciptakan gambar bahkan lebih cantik. Warna-warna yang dipantulkan dari air dan es partikel di awan dan molekul juga menyerap warna panjang gelombang juga. Kami kemudian menunggu sampai siang hari penuh, ketika kita bisa melihat proses yang sama, tapi sekarang semua warna biru sedang tersebar dan dengan begitu banyak lebih biru, kita tidak melihat merah, jeruk atau kuning lagi
Sebenarnya ada lebih banyak ‘warna’ – tetapi sebagai manusia, kita tidak bisa melihat mereka. Ada peralatan khusus yang digunakan para ilmuwan untuk ‘melihat’ warna-warna ini dan ini membantu mereka dalam berbagai penelitian ilmiah.
Cahaya yang kita lihat tampak putih, tetapi jika Kita melihat melalui prisma Kita akan melihat cahaya yang sebenarnya dibagi menjadi beberapa warna. Ini adalah warna cahaya ‘spektrum’ dan yang sama yang kita lihat pada pelangi. Kita melihat semua warna, dengan pengecualian ‘indigo’ dengan mata kita.Hal ini penting, karena segala sesuatu yang kita lihat tampaknya memiliki warna, termasuk matahari terbenam.
Setiap warna yang dapat kita lihat memiliki ‘panjang gelombang’. Panjang gelombang yang lebih panjang ditemukan dalam warna seperti merah, hijau, kuning dan oranye dan panjang gelombang yang lebih pendek adalah warna biru. Warna panjang gelombang terpanjang merah.
Matahari terbenam
Ketika cahaya mengalir melalui ruang dari matahari itu akan dalam satu garis lurus dan memiliki semua warna spektrum. Setiap warna melakukan perjalanan pada panjang gelombang sendiri. Beberapa lambat dan ada yang cepat. Pada saat cahaya mencapai atmosfer bumi mungkin menghadapi molekul air, debu dan es.
Karena gelombang cahaya tampak sangat kecil (lebih kecil dari sepersejuta meter) gelombang cahaya akan berinteraksi dengan molekul gas bahkan kecil yang berada di udara. Mereka mulai terpental dari partikel. Proses ini disebut memantul ‘hamburan’ dan di mana mereka pergi tergantung pada seberapa besar partikel adalah bahwa mereka memukul bila dibandingkan dengan ukuran panjang gelombang.
Partikel kecil (dibandingkan dengan panjang gelombang) akan menyebarkan cahaya biru jauh lebih kuat dari lampu merah. Karena atmosfer bumi sebagian besar terdiri dari oksigen dan nitrogen, warna biru akan menyerakkan sinar matahari lebih dari arah merah. Hal ini menciptakan ‘langit biru’ yang kita lihat. Gelombang cahaya berwarna merah memiliki paling sedikit hamburan karena interaksi dengan molekul gas. Jadi, ketika Kita berada di luar saat matahari terbit atau terbenam matahari sebenarnya bepergian jalur yang lebih panjang, melalui atmosfer dan akhirnya mata Kita di mana Kita dapat melihatnya. Cahaya biru telah hampir sepenuhnya dihapus, tapi itu masih menyisakan lampu merah dan kuning.
Mengapa ketika Kita melihat matahari terbenam, Kita dapat melihat warna indah merah, oranye dan kuning. Jika ada awan, mereka akan mencerminkan warna-warna ini, menciptakan gambar bahkan lebih cantik. Warna-warna yang dipantulkan dari air dan es partikel di awan dan molekul juga menyerap warna panjang gelombang juga. Kami kemudian menunggu sampai siang hari penuh, ketika kita bisa melihat proses yang sama, tapi sekarang semua warna biru sedang tersebar dan dengan begitu banyak lebih biru, kita tidak melihat merah, jeruk atau kuning lagi
Sebenarnya ada lebih banyak ‘warna’ – tetapi sebagai manusia, kita tidak bisa melihat mereka. Ada peralatan khusus yang digunakan para ilmuwan untuk ‘melihat’ warna-warna ini dan ini membantu mereka dalam berbagai penelitian ilmiah.
INSOMNIA
Insomnia
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
* Pola tidur penderita sakit jiwa
* Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
* Tingkatan stres psikis.
* Riwayat medis.
* Aktivitas fisik.
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
* Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
* Bekerja pada malam hari.
* Sering berubah-ubah jam kerja.
* Penggunaan alkohol yang berlebihan.
* Efek samping obat (kadang-kadang).
* Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing.
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun.
Insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis. Dalam hal ini, bantuan medis atau psikologis akan diperlukan. Salah satu terapi psikologis yang efektif menangani insomnia adalah terapi kognitif. Dalam terapi tersebut, seorang pasien diajari untuk memperbaiki kebiasaan tidur dan menghilangkan asumsi yang kontra-produktif mengenai tidur.
Banyak penderita insomnia tergantung pada obat tidur dan zat penenang lainnya untuk bisa beristirahat. Semua obat sedatif memiliki potensi untuk menyebabkan ketergantungan psikologis berupa anggapan bahwa mereka tidak dapat tidur tanpa obat tersebut.
Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:
* Pola tidur penderita sakit jiwa
* Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
* Tingkatan stres psikis.
* Riwayat medis.
* Aktivitas fisik.
Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan.
Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan.
Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.
Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.
Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.
Hal ini sering terjadi sebagai akibat dari:
* Jet lag (terutama jika bepergian dari timur ke barat).
* Bekerja pada malam hari.
* Sering berubah-ubah jam kerja.
* Penggunaan alkohol yang berlebihan.
* Efek samping obat (kadang-kadang).
* Kerusakan pada otak (karena ensefalitis, stroke, penyakit Alzheimer).
Penderita mengalami kesulitan untuk tidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Awal proses tidur pada pasien insomnia mengacu pada latensi yang berkepanjangan dari waktu akan tidur sampai tertidur. Dalam Insomnia psiko-fisiologis, pasien mungkin mengeluh perasaan cemas, tegang, khawatir, atau mengingat secara terus-menerus masalah-masalah di masa lalu atau di masa depan karena mereka berbaring di tempat tidur terlalu lama tanpa tertidur. Pada insomnia akut, dimungkinkan ada suatu peristiwa yang memicu, seperti kematian atau penyakit yang menyerang orang yang dicintai. Hal ini dapat dikaitkan dengan timbulnya insomnia. Pola ini dapat menjadi tetap dari waktu ke waktu, dan pasien dapat mengalami insomnia, berulang terus-menerus. Semakin besar usaha yang dikeluarkan dalam mencoba untuk tidur, tidur menjadi lebih sulit diperoleh. Menonton jam saat setiap menit dan jam berlalu hanya meningkatkan perasaan terdesak dan usaha untuk tertidur. Tempat tidur akhirnya dapat dipandang sebagai medan perang, dan tidur lebih mudah dicapai dalam lingkungan yang asing.
Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya insomnia.
Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena perubahan tersebut adalah normal.
Penderita insomnia hendaknya tetap tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak berisik. Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk mengurangi stres. Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-depresi.
Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah dengan terapi hipnosis atau hipnoterapi.
Langganan:
Postingan (Atom)