Faktor yang Paling Penting dalam Pertumbuhan Anak yang sering di Lupakan Orang Tua
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seorang anak dari
usia 1 hari sampai usianya 1000 hari atau 3 tahun lebih. Baik itu faktor
eksternal maupun faktor internal.
Kita sebagai orang tua kadangkala sudah merasa memberikan yang maksimal
untuk anak kita, seperti makanan yang bergizi, supplement, vitamin,
pendidikan yang memadai, tapi kenapa tidak jarang pertumbuhan dan
perkembangan anak kita lebih lambat dari anak-anak lain.
Apa yang kurang?, mungkin itu pertanyaan kita.
Para orang tua sering melupakan, bahwa anak-anak kita itu punya
perasaan, yang harus kita jaga, kita hargai. Anak-anak juga harus
dimengerti seperti kita mengerti pasangan kita.
Dalam kesehariannya, pada masa tumbuh kembangnya, jiwa anak-anak sering
merasa tidak bebas, banyak larangan, banyak mendengar kata 'jangan',
semua serba tidak boleh, disinilah jiwa anak-anak merasa terkekang,
tidak bebas berekspresi, anak tidak bahagia, anak stress, yang sudah
pasti hal ini akan berpengaruh terhadap perkembangan fisik si anak
karena asupan makanan, vitamin sebagus apapun tidak akan memberikan efek
yang maksimal buat tumbuh kembang si anak, apabila secara kejiwaan
anak-anak tertekan.
Jadi harus seperti apa kita orang tua, melihat anak kita aktif bermain,
menyentuh barang-barang yang berbahaya, melakukan kegiatan-kegiatan yang
berbahaya. Memberikan pengetahuan akan hal-hal baru adalah kewajiban
orang tua, seperti memberitahukan kalau bermain api itu panas, bisa
membakar, tapi dengan tidak melarang anak dengan kata 'Jangan'.
Beritahukan alasan kita kenapa melarang anak menyentuh benda berbahaya, dengan menggunakan kata-kata positif,
biasakan menggunakan kata-kata positif terhadap anak, karena hal ini
akan menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri pada anak. Kata-kata
yang positif, tidak mengandung perintah, atau bentakan akan membuat anak
meniru perbuatan kita karena anak-anak adalah peniru yang baik
Anak-anak akan tumbuh menjadi jiwa yang positif, kreatif, tidak takut
mencoba, tidak takut gagal, kooperatif dan masih banyak sifat positif
lainnya.
Pastinya akan sulit buat kita orang tua untuk tidak berkata 'jangan'
pada anak, karena sudah seperti mendarah daging pada kita orang tua,
karena mungkin kita pun dulu diperlakukan seperti itu, sudah seperti
masuk dalam alam bawah sadar kita, bahwa melarang itu harus menggunakan
kata "jangan". Disinilah kita harus memutus mata rantai itu, agak
keturunan kita kelak menjadi pribadi yang bahagia dalam hidupnya.
Bagaimana kita orang tua menyiasati hal tersebut. Tentunya kita selaku
orang tua ingin memberikan yang terbaik untuk anak kita, kita ingin anak
kita tumbuh menjadi pribadi yang baik. Dengan mengingat anak adalah
amanah dari Tuhan yang harus kita jaga dan kita pelihara, hal ini akan
dapat memotivasi kita orang tua untuk mendidik dan mengarahkan anak
sesulit apapun itu. Minta kerjasama pasangan dalam membentuk jiwa anak,
dan diperlukan keikhlasan serta kesabaran.
Sebenarnya ini hanya masalah kebiasaan, kebiasaan mengganti kata
'jangan' dengan kata larangan yang lebih positif serta kita beri alasan
kepada anak kenapa hal tersebut tidak boleh dilakukan.
Ayo ibu-ibu kita bentuk generasi penerus dengan yang memiliki jiwa
kreatif, kooperatif, komunikatif, percaya diri, memiliki harga diri yang
tinggi, pandai menghargai orang lain. Karena di tangan kitalah generasi
penerus bangsa ini bisa menjadi pribadi yang dapat
dibanggakan.Keceriaan anak adalah obat segala penyakit buat orang tua.
sumber gambar: duniaanak.org
Langganan:
Poskan Komentar (Atom)
1 komentar:
1. Menggunakan bahasa kasar
Beberapa orang tua sering kali menggunakan bahasa kasar pada anak-anak mereka. Perilaku tersebut akan meninggalkan kesan buruk pada anak dan membuat mereka jadi keras. Pastikan Anda tidak menggunakan bahasa kasar ketika Anda sedang marah.
2. Membandingkan dengan anak lain
Sebagian orang tua sering membandingkan anak mereka dengan anak lain. Ini memiliki dampak buruk pada harga diri anak dan sangat melukai hati mereka. Sikap semacam ini tidak boleh diadopsi oleh orang tua karena akan berdampak buruk pada mental anak.
3. Membuat mereka tidak percaya diri
Hal ini terkait dengan poin sebelumnya yang berbicara tentang membuat perbandingan yang tidak rasional. Jangan mengatakan hal-hal seperti “Kamu nakal” atau “Kamu tidak mampu melakukan hal itu”. Kata-kata semacam itu bisa menurunkan rasa percaya diri anak dan hanya akan memperburuk hubungan antara Anda dan anak Anda.
4. Melakukan kekerasan fisik
Jangan sesekali melakukan ini karena Anda tidak akan membuat anak Anda jadi seorang penurut.
Inilah empat hal yang tidak boleh dilakukan pada anak ketika Anda sedang marah. Jangan biarkan kemarahan menguasai akal sehat Anda, dan mendorong Anda mencontohkan sesuatu yang tidak baik pada anak Anda.
Poskan Komentar