Atraksi Budaya TULUNGAGUNG
Atraksi Budaya
- Upacara Jamasan Kyai Upas
Kyai Upas adalah nama dari Kabupaten Tulungagung yang berbentuk pusaka
yang mulia. Pusaka ini setiap tahunnya dimandikan atau dicuci pada
Jum'at Legi di bulan Suro (Muharam).
- Suro Wekasan
Suro Wekasan adalah "Aktivitas Suci" yang dilaksanakan oleh masyarakat
Wajak dengan berdoa bagi keselamatan mereka, keselamatan lingkungan,
sampai keselamatan bangsa dan negara.
Hal khusus dari upacara ini adalah dilakukan oleh pengikut agama
berbagai masyarakat Wajak (Islam, Kristen, Budha) dan mereka berdoa
berdasarkan agama mereka di kompleks Candi Dadi. Upacara ini dilakukan
setiap akhir bulan Suro (Muharam).
- Temanten Kucing / Pernikahan Kucing
Upacara ini dilaksanakan di air terjun Rondo Kuba yang diyakini mampu
untuk memulai aliran mata air di Rondo Kuba untuk keperluan irigasi
masyarakat dan sekitarnya.
Prosesi ini dilakukan oleh dua kucing sebagai subyek (Tirta dan Joko
Wono Gitasari) yang dikawinkan layaknya pernikahan manusia. Mbah
Sangkrah adalah orang pertama yang melaksanakan ritual ini dan
dilanjutkan dengan Mbah Sutomeja sampai sekarang.
- Labuh Sembonyo
Labuh Sembonyo diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai tempat "Asok
Glondhong Pengareng-areng" untuk 'Ratu Kidul', atau ratu laut selatan.
Labuh Sembonyo dilakukan setiap minggu kedua di bulan Suro di pantai
Popoh.
- Ulur-Ulur
Ulur-ulur merupakan upacara tradisional yang dilakukan di Danau Buret
setiap tahun di Sabtu Legi di bulan Suro.
Pada upacara tersebut, terdapat prosesi "Nglampet", yaitu menghalangi
air danau, yang dieksekusi bersama-sama untuk irigasi. Budaya ini masih
menempel di warga Sawo dan sekitarnya sampai hari ini. Mereka juga
biasanya mengadakan 'Gugur Gunung' (gunung musim gugur) dan 'Bersih
Desa' (desa bersih) aktivitas.
- Prosesi Budaya
Kegiatan arak-arakan budaya dilakukan setiap tahun untuk menyambut
hari ulang tahun kota Tulungagung. Hal ini juga dilengkapi dengan
kegiatan lain, yang menghibur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar