Solusi Pendidikan Prabowo-Hatta, dari Wajib Belajar 12 Tahun sampai Penghapusan Pajak Buku Pelajaran
Prabowo bersama Anak-anak Garuda U 12, U 14, dan U 16 |
Wajib Belajar 12 tahun
Pendidikan selalu dikatakan menjadi sebuah bidang kunci untuk kemajuan bangsa. Bangsa yang maju biasanya didahului dengan pendidikannya yang sangat baik. Ada banyak faktor untuk melihat tingkat kemajuan pendidikan sebuah bangsa. Salah satu yang paling sederhana adalah dengan melihat tingkat pendidikan masayarakatnya.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, pada tahun 2013, angka partisipasi sekolah untuk usia 7-12 tahun sebesar 98.36%, usia 13-15 tahun 90.68%, dan untuk usia 16-18 tahun sebesar 63.48%. Angka tersebut tidak menghitung apakah mereka yang berpartisipasi juga menamatkan sekolahnya atau tidak. Tetapi setidaknya, terdapat sebuah gambaran bahwa program wajib belajar yang selama ini dicanangkan pemerintah telah menuai kesuksesan atau tidak.
Secara umum, upaya pemerintah Indonesia untuk pendidikan bisa dibilang cukup sukses. Dulu ada Wajib Belajar 6 tahun, yang didukung pembangunan infrastruktur sekolah, dan kemudian diteruskan dengan Wajib Belajar 9 tahun. Keduanya dinilai berhasil, yang dapat dilihat dari dari meningkatnya partisipasi sekolah dasar dari 41 persen pada tahun 1968 menjadi 94 persen pada tahun 1996 dan 98.36% di tahun 2013. Sedangkan partisipasi sekolah tingkat SMP meningkat dari 62 persen tahun 1993 menjadi 80 persen tahun 2002 dan 90.68% di tahun 2013.
Bagaimana dengan tingkatan SMU/sederajat? Pada tahun 2003 sebesar 50.97% dan meningkat menjadi 63.48% di tahun 2013. Akan tetapi, jika melihat data persentase penduduk Indonesia diatas 15 tahun ke atas berdasarkan tingkat tamatan pendidikan dapat dilihat pada table berikut:
dengan begitu, jelas bahwa wajib belajar 12 tahun harus dilakukan untuk terus meningkatkan SDM Indonesia menjadi lebih unggul, dan ini disadari betul oleh Prabowo-Hatta sebagai hal yang krusial dan fundamental.
Beberapa Program Pendidikan yang lain
Ini yang membedakan Prabowo-Hatta dengan calon kompetitornya, bahwa Prabowo-Hatta lebih rinci dan lebih jelas breakdown program-program pendidikannya selain wajib belajar 12 tahun dalam kerangka besar untuk reformasi pendidikan. Apa saja itu?
- Memperkuat karakter bangsa yang berkepribadian Pancasila, menjunjung tinggi sifat jujur, disiplin, patuh terhadap hukum, toleransi terhadap perbedaan suku agama dan ras, menghargai budaya bangsa melalui pendidikan Pancasila, kebangsaan dan budi pekerti. Dari sini jelas bahwa kekuatiran masyarakat saat melihat bahwa Prabowo-Hatta –krn didukung partai-partai islam- akan menjadi ancaman bagi kebihnnekaan dan perbedaan menjadi tidak relevan.
- Menghapus pajak buku pelajaran, menghentikan penggantian buku pelajaran setiap tahun, dan mengembangkan pendidikan jarak jauh terutama untuk daerah yang sulit terjangkau dan miskin. Seperti yang kita ketahui, kerap kali buku pelajaran di sekolah itu seperti akal-akalan meraup keuntungan semata dengan modus pergantian buku tiap tahunnya. Prabowo-Hatta dalam hal ini jeli untuk menghentikan hal ini sebab biaya buku tidaklah murah dan cenderung memberatkan orang tua siswa. Sementara itu, jumlah penduduk miskin Indonesia sampai dengan September 2013 masih ada 28,56 juta penduduk, sebuah angka yang sangat banyak. Mereka harus mendapatkan akses pendidikan untuk dapat memberinya peluang keluar dari jurang kemiskinan.
- Meningkatkan martabat dan kesejahteraan guru, dosen dan penyuluh. Menjadikan guru sebagai profesi terhormat, sejahtera dan bertanggung jawab, antara lain melalui: (a) pengiriman tunjangan profesi guru bersertifikat langsung ke rekening guru yang bersangkutan, (b) merekrut 800 ribu guru selama 5 tahun. (c) menaikkan tunjangan profesi guru menjadi rata-rata Rp. 4 juta per bulan.
- Memperbaiki secara masif kualitas dari fasilitas pendidikan di seluruh SD, SMP dan SMA serta pesantren/sekolah agama sederajat, melalui pengalokasian Dana Perbaikan Kualitas Fasilitas Pendidikan (DPKFP) rata-rata Rp. 150 juta per sekolah; dan meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan di universitas, baik negeri maupun swasta, dengan alokasi dana APBN Rp. 20 triliun selama 2015-2019.
- Mengembangkan fasilitasi dan keadilan penyelenggaraan pendidikan melalui program menyediakan komputer di sekolah dasar dan menengah, sekolah kejuruan, sekolah agama dan pesantren, memberikan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu dan lulusan baru serta pencari kerja yang mengikuti pelatihan pada bidang dan lembaga tertentu yang direkomendasikan oleh negara, menyediakan fasilitas kredit bank untuk mahasiswa berprestasi, serta membangun jaringan internet gratis.
- Memberikan insentif kepada perusahaan/lembaga swasta yang menjalankan program magang bagi lulusan baru, dengan persetujuan dari pemerintah.
- Mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, maritim dan industri, termasuk Balai Latihan.
Banyak sekali programnya ya. Tapi justru itulah bahwa Prabowo-Hatta lebih kelihatan punya konsep dengan baik di bidang pendidikan ini. Itu juga berarti bahwa Prabowo-Hatta betul-betul menganggap penting dan strategis bidang pendidikan ini sehingga rencana program nyatanya jelas terlihat.
Akhirnya, seorang pemimpin yang siap akan terlihat tidak hanya dari kematangan visi-misinya, namun juga kesiapan perencanaan program nyata bagi masyarakat Indonesia. Semoga Prabowo-Hatta bisa mewujudkan program-program tersebut, dan itu membutuhkan dukungan kita semua…[TTW]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar