Selasa, 24 Maret 2015

Tips Dasar yang Penting agar Tidak Mudah Bertengkar dengan Pasangan

Tips Dasar yang Penting agar Tidak Mudah Bertengkar dengan Pasangan



Katanya, pertengkaran itu bumbu pernikahan. Tapi kalau terlalu sering, ya ibarat makanan dengan terlalu banyak bumbu, tak bisa dinikmati kan? Ah, mungkin bijak kiranya kalau kita ikuti tips tips dasar berikut

Bertengkar pada pasangan suami istri menjadi bumbu rumah tangga yang pasti dilewati semua pasangan. Memang adakalanya pertengkaran menjadikan rumah tangga menjadi lebih kokoh, syaratnya : masalah benar benar dikomunikasikan secara tuntas. Tapi pertengkaran bila terjadi berulang-ulang dan terlalu sering bisa menjadi boomerang bagi pasangan itu sendiri.

Banyak cara untuk meredakan emosi agar tidak selalu bertengkar dengan pasangan jika ada satu hal yang tidak sesuai dengan rencana. Marah-marah hanyalah sebuah kegiatan yang menguras energi tanpa solusi, kini yang perlu Anda lakukan adalah mencoba mengurangi aktivitas tersebut. Bagaimana caranya?

1. Cobalah untuk tidak langsung menyalahkan pasangan.

2. Jangan merendahkan harga diri pasangan.

3. Jangan menyerang pasangan.

4. Jangan memanipulasi kesalahan pasangan.

5. Hindari membuat pasangan merasa dirinya bodoh.

6. Jangan langsung cepat menyerah, kemudian marah-marah dan melakukan tugas rumah tangga yang seharusnya dilakukan pasangan. Biarkan pasangan menyadari konsekuensinya atas keteledorannya sendiri.

Ketimbang marah-marah, Anda juga bisa mencoba pendekatan yang lebih positif ketika pasangan melakukan hal yang kurang menyenangkan dan membuat Anda kesal. Apa saja?

1. Anda bisa berkomunikasi, mengungkapkan kondisi yang terjadi.

2. Ketika mengobrol, jangan merembet ke masalah yang lain. Fokus pada masalah yang memang membuat Anda marah saat itu.

3. Jangan bertele-tele sehingga terkesan Anda sedang menceramahinya ketika mengajak pasangan diskusi.

4. Hindari memberikan ultimatum atau ancaman. Sebaiknya juga hindari kalimat seperti 'kamu selalu', 'kamu tidak pernah' dan 'kamu seharusnya'. Gunakan kalimat yang lebih positif misalnya 'maukah kamu' atau bisakah kamu'.

5. Berikan contoh yang benar misalnya dengan selalu menaruh pakaian kotor di tempatnya, makan sehat, olahraga, dan lain-lain.

6. Bicarakan dengan pasangan apa solusi terbaik agar permasalahan serupa tidak terjadi lagi. Misalnya kalau pasangan selalu lupa mengerjakan tugas rumah tangga, apakah sebaiknya mempekerjakan pembantu atau tidak. Bila tidak bisa mendapatkan pembantu, bagaimana supaya tugas bisa dibagi dengan adil?

7. Ketika pasangan sudah menunjukkan perubahan, berikan apresiasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar